KONSULTASI DAN PEMECAHAN MASALAH
BIDANG PETERNAKAN
Telah memberikan
konsultasi kepada:
Nama : Yetty
Hari/tanggal : Kamis/ Maret
2012
Alamat : Ampek
Angkek
Tentang:
Pertolongan Pertama Pada Gigitan
Binatang
DASAR PELAKSANAAN:
Seorang
peternak bertanya bagaimana pertolongan pertama saat terjadi kasus gigitan
hewan tersangka rabies.
MASALAH
YANG DITEMUI:
1.
Peternak tidak mempunyai kemampuan
menangani masalah Rabies
2.
Keengganan si korban
melaporkan/memeriksakan diri ke Puskesmas
3.
Tingginya kasus gigitan Rabies
PEMECAHAN
MASALAH:
Tindakan
yang dilakukan:
1.
Melakukan anamnase dan diskusi dengan si
korban
2.
Melakukan evaluasi terhadap kondisi si
korban
3.
Memberikan penyuluhan dan tindakan
pertolongan pertama
Rabies
adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari
hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan
misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga
penyakit anjing gila.
Hewan yang
terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada
rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan
menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah
kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang, hewan yang
terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi
di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.
Jika
seekor binatang menggigit anda atau anak anda maka perlu segera mendapatkan
pertolongan pertama. Panduan pertolongan pertama gigitan binatang adalah
sebagai berikut:
1. UNTUK LUKA RINGAN
Jika gigitan nyaris merobek kulit
dan tidak ada bahaya rabies, maka perlakukan seperti luka kecil. Cuci luka
dengan sabun dan air. Oleskan krim antibiotik untuk mencegah infeksi dan tutup
luka dengan perban yang bersih.
2. UNTUK LUKA DALAM
Jika gigitan menciptakan tusukan
atau robekan yang parah dan berdarah, ambil kain bersih dan kering lalu lakukan
penekanan pada luka untuk menghentikan perdarahan. Segera mencari pertolongan
dokter.
3. UNTUK INFEKSI
Jika anda melihat tanda-tanda
infeksi seperti bengkak, nyeri, kemerahan atau bernanah segera konsultasi ke
dokter.
4. UNTUK KECURIGAAN TERHADAP RABIES
Jika anda menduga gigitan itu
disebabkan oleh binatang yang mungkin membawa rabies-termasuk hewan liar atau
hewan peliharaan yang tidak diketahui status imunisasinya. Segera kunjungi
dokter.
Anjing adalah
binatang yang paling sering mengakibatkan cedera gigitan lebih sering
dibandingkan kucing. Namun gigitan kucing bagaimanapun lebih mungkin
menyebabkan infeksi karena gigitannya menyebabkan tusukan dan sulit untuk
dibersihkan secara menyeluruh. Gigitan hewan peliharaan dan hewan liar yang
tidak diimunisasi beresiko terkena rabies. Resiko yang paling tinggi
menyebabkan rabies adalah gigitan yang diakibatkan oleh kelelawar, Racoon, dan
rubah dari pada kucing dan anjing. Kelinci, tupai dan binatang pengerat lainnya
jarang membawa rabies.
Manifestasi
Klinis
Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 10-14 hari
pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia Bila disebabkan oleh
gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa,
luka di atas daerah bahu (kepala, muka, leher), luka pada jari tangan atau
kaki, luka pada kelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak.
Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka,
garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar tangan, badan, dan
kaki.
Gejala
sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium:
1. Stadium prodromal
Dalam stadium prodomal sakit yang
timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang
meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening
(nausea), dan lain sebagainya.
2. Stadium sensoris
Dalam
stadium sensori penderita
umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup,
kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi), dilatasi pupil,
hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
3. Stadium eksitasi
Pada stadium eksitasi penderita
menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar
sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya
(fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia).[9] Kejang-kejang terjadi akibat
adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. [8]
Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama karena adanya rasa sakit
yang luar biasa di kala berusaha menelan air
4. Stadium paralitik
Pada stadium paralitik setelah
melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini
menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.
Karena
durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya keempat stadium di
atas tidak dapat dibedakan dengan jelas. Gejala-gejala yang tampak jelas pada
penderita di antaranya adanya nyeri pada luka bekas gigitan dan ketakutan pada
air, udara, dan cahaya, serta suara yang keras. Sedangkan pada hewan yang
terinfeksi, gelaja yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan
peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ekor dilengkungkan di
bawah perut.
Penyuluh Peternakan, Yang
Konsultasi
Yose Elfiranto, SST Yetty
NIP
19820523 200604 1 006
Mengetahui:
Ka.
UPT BP4K2P Koordinator
Penyuluh
Kecamatan
Ampek Angkek Kecamatan
Ampek Angkek
ARWIN,S.Sos WARNERIM.SP
NIP
19640430 199303 1 002 NIP
19581110 198303 2 003