“JENDERAL
BESAR YUE FEI”
Sejarah
China yang telah berlangsung sekitar 5.000 tahun lamanya, banyak jenderal
ternama yang brillian bagaikan bintang, namun dalam membahas jenderal paling
jarang ditemukan dalam ribuan tahun itu, penulis mengedepankan Yue Wumu (nama
asli: Yue Fei). Merupakan
seorang sosok yang terkenal dan seorang jenderal yang setia dan berjasa dalam
peperangan melawan bangsa Jin / suku Nuzhen.
Yue
Fei Dilahirkan di desa Yunhe, Kabupaten Tangyin, Xiangzhou, pada tahun A.D.
1103 dari keluarga petani. Ketika Yue Fei baru berumur tiga hari, banjir datang
menyapu. Yue
He, ayah Yue Fei, menyelamatkan istri
dan anaknya dengan menaruh mereka di dalam tempayan besar. Sementara tempayan
itu terapung, Yue
He berpegangan pada pinggir tempayan
dengan kedua tangannya. Kehabisan tenaga dan tidak ingin menyusahkan istri dan
anaknya membuat Yue He
melepaskan diri dari tepi tempayan sehingga langsung lenyap ditelan banjir
Tempayan tersebut hanyut hingga ke desa Qilin, Kabupaten Huang, Propinsi Hebei. Yue
Fei kecil dan ibunya selamat, dan ditampung oleh Wang Ming.
Pada
saat Wang Ming jatuh miskin, ibu Yue Fei pindah ke sebuah gubuk sederhana. Untuk
hidup, nyonya Yue, ibu Yue Fei, menenun. Yue Fei membantu dengan mengumpulkan
kayu bakar dan rumput. Sepulang dari bekerja, Yue Fei selalu belajar dengan
tekun. Melihat hal itu ibu Yue Fei sangat sedih dan merasakan bahwa apa yang
dipelajari Yue Fei tidaklah cukup, sehingga ia memberi uang kepada Yue Fei
untuk membeli kertas dan pit. Nyonya Yue ingin memberikan pendidikan yang layak
kepada anak satu-satunya.
Mengetahui
kesusahan hidup yang dialami sang ibu, Yue Fei tidak membeli kertas dan pit,
melainkan ia membawa pulang satu keranjang pasir dan beberapa ranting pohon. Yue
Fei lalu menebarkan pasir itu di atas meja dan meratakannya untuk dipakai
sebagai “kertas”. Dengan ranting pohon, Yue Fei dengan bantuan ibunya mulai
belajar menulis. Zhou Dong, seorang bekas jenderal dan ahli sastra tertarik
akan ketekunan dan bakat Yu Fei, sehingga Yue Fei kemudian diangkat menjadi
anak angkat. Zhou
Dong memberikan semua pengetahuan yang dimilikinya kepada Yue Fei.
Yue
Fei (1103-1142, Yue Wumu adalah gelar yang diberikan oleh kaisar periode
sesudahnya, bermakna: Yue dengan ilmu kemiliteran yang penuh kemegahan) yang
tak memiliki latar belakang keluarga terpandang mengawali karirnya dari
prajurit biasa naik pangkat hingga gubernur militer regional yang mumpuni,
sampai akhirnya pada puncak karirnya menjabat sebagai deputi departemen rahasia
negara (setara dengan wakil pimpinan Komisi Sentral Militer zaman kini di RRC),
salah satu dari empat jenderal pembangkit kejayaan Dinasti Song Selatan
(1127-1279), mutlak bukan mengandalkan keberuntungan dan peluang jodoh.
Pertama,
Yue Fei mendayagunakan tentaranya bagaikan malaikat, kecerdikannya yang luar
biasa, seumur hidupnya mengalami 126 kali pertempuran, ada pertempuran formasi,
pertempuran liar, pertempuran perbukitan, pertempuran liat, pertempuran air,
pertempuran defensif dan beraneka penggunaan taktik yang menakjubkan, belum
pernah terkalahkan, betul-betul seratus kali perang tak pernah kalah, berperang
tidak terpancang pada satu pola saja dan mengutamakan "Seni berperang yang
tinggi", "Pasukan Marga Yue" bentukannya malang melintang di
seantero negeri, telah melahirkan banyak sekali peperangan klasik dengan
menggunakan pasukan dalam jumlah minimal mengalahkan jumlah lebih besar.
Suatu
kali perang di Gunung Niu Tou, beberapa ribu Pasukan Marga Yue mengakibatkan
beberapa puluh ribu mayat serdadu pasukan Jin (baca: cin, penyerang dari utara
yang memusuhi Dinasti Song Selatan) bergelimpangan sepanjang puluhan kilometer,
dan berhasil merebut kembali Kota Jian Kang.
Sewaktu
melawan Cao Cheng yang memimpin pasukan sebanyak 100.000 orang dan bercokol di
bukit Feng Tou, Yue Fei hanya mengandalkan 8.000 prajurit, selain Cao Cheng
lebih unggul dalam jumlah tentara, juga menduduki kontur tanah menguntungkan,
tetapi Yue Fei toh tetap berhasil "dalam sekali gempur, telah mendobrak gerombolan
itu berulang-kali".
Ketika
mengadakan operasi penumpasan terhadap sepasukan pembelot terbesar yakni Yang
Mo dari Danau Dong Ting, juga hanya membutuhkan 8 hari telah menyelesaikan
tugas yang oleh jenderal lain telah menghabiskan waktu bertahun-tahun, padahal
waktu itu Pasukan Marga Yue tidak melebihi 10.000 orang, sedangkan Yang Mo
memiliki 100.000 prajurit.
Sewaktu
perang perebutan 6 wilayah di Xiang Yang, Yue Fei memimpin 30.000 lebih tentara
telah mendobrak pasukan gabungan Jin dan Han yang berkekuatan 100.000 lebih
tentara serta beberapa kali berperang sebanyak itu pula kemenangan diraih.
Perang
Yan Cheng yang klasik adalah dengan kekuatan pasukan hanya beberapa ribu orang
telah berhasil mengecoh lawan dan memusnahkan pasukan berkuda lengkap yang
berjumlah 15.000 orang pasukan elit yang berjumlah beberapa kali lipat dari
kekuatan pasukannya sendiri.
Perang
di Xiao Shang He, 300 orang Pasukan Marga Yue yang dipimpin jendral Yang
Zaixing, di bawah kepungan berat pasukan musuh yang berjumlah beberapa puluh
ribu orang, sanggup bertahan dan tidak panik walau dalam bahaya, meski semuanya
gugur, tapi telah berhasil mencipta rekor langka yakni menghabisi 2.000 tentara
musuh (termasuk seratus lebih jenderal) yang kemudian pasukan Jin tersebut
dihancurkan oleh Pasukan Marga Yue dibawah pimpinan Zhang Xuan dengan beberapa
ribu Pasukan Marga Yue ketika datang memberi pertolongan.
Perang
Ying Chang, 800 pasukan kavaleri Marga Yue berperang secara sengit selama
setengah hari dengan pasukan Jin, ketika spirit pasukan Jin mengendor,
dikalahkan oleh serbuan dari Pasukan Marga Yue yang dipimpin Wang Gui, setelah
itu Yue Yun (putera Yue Fei) juga memimpin 500 pasukan kavaleri dan selagi di
atas angin mengejar serta menyerang sampai ke Kota Zhu Xian, menjebol pasukan
Jin yang berjumlah 100.000 orang dan mendesak musuh hingga bertahan di Kai Feng
(Wu Shu, si pemimpin pasukan Jin karena terdesak sudah berancang-ancang
mengundurkan pasukannya balik ke utara, kampung halaman mereka), hal tersebut
telah menjadi mitos di dalam sejarah perang.
Tak
heran pasukan semacam itu membuat lawan mengeluh "menggetarkan gunung
mudah, menggetarkan Pasukan Marga Yue sulit", juga tak heran kalau Pasukan
Marga Yue kekuatan tempurnya dilukiskan tidak cukup menggunakan moto "1
orang lawan sepuluh", melainkan "1 orang lawan seratus".
Kedua,
Yue Wumu sebagai jenderal besar, ilmu silatnya nomor wahid, selama hidupnya
belum tertandingi. Di dalam kitab sejarah, Yue Fei disebut "manusia
penangkal 10 ribu musuh", jenderal kenamaan Dinasti Song yakni Zong Ze dan
Zhang Suo mengagumi keberanian dan keperkasaannya, baru kemudian menemukan pula
kepiawaiannya dalam taktik militer.
Pada
tahun awal ia berkarir, Yue Fei memimpin pasukan berkekuatan 100 orang di Huang
He (Sungai Kuning), membabat jenderal besar pasukan musuh dan mengalahkan
ribuan tentara Jin, sesudah itu juga berulang kali berjasa dan memperoleh
kenaikan pangkat, ia mengabdi pada kubu jenderal tersohor Zong Ze, suatu saat
ia memimpin 800 pasukan kavaleri tiba-tiba menyerang pasukan Wang Shan yang
disebutkan memiliki 50.000 serdadu, Yue Fei berhasil menebas kepala beberapa
jenderal sehingga menggentarkan pihak lawan dan seluruh formasi pasukannya
runtuh, kemudian ia mengalahkan Wang Shan sekali lagi di Qing He.
Sewaktu
ia menentramkan pemberontakan petani di daerah Jiang Nan (selatan Sungai
Yangtse), acapkali ia tak menggunakan kekuatan militer toh bisa menaklukkan
lawan. Yue Fei memenuhi titah menaklukkan pasukan pemberontak Ji Qing (baca: ci
jing), ia datang sendirian, tanpa bala tentara, dan berunding dengan Ji Qing,
salah seorang pemimpin tidak setuju dan menyerangnya dari belakang, tapi malah
terpukul roboh oleh Yue Fei. Pasukan pemberontak melihat keperkasaannya,
semuanya lantas menyerah.
Sewaktu
menindas pemberontakan petani di Yu Xing, pasukan pemberontak miris oleh nama
besar Yue Fei, berduyun-duyun menyerah, salah seorang pemimpin bernama Zhang
Weiwu, yang menganggap dirinya berkemampuan, memimpin kelompok pasukannya tetap
melakukan perlawanan, Yue Fei menunggang kuda sendirian dan tanpa bala bantuan,
menerobos markas musuh dan memotong kepalanya.
Ia
pernah pula memimpin 50 lebih pasukan kavaleri, mengalahkan pasukan Qi Fang
yang berkekuatan 5.000 orang, tatkala menindas pasukan Cao Cheng di dalam
pertempuran ia berhasil mengajak Yang Zaixing, jenderal perkasa yang terkenal
itu membelot dan bergabung kepadanya.
Tatkala
menumpas permberontak Yang Mo, Pasukan Marga Yue belum tiba, Jenderal Huang Zuo
dan lain-lain sudah menyerahkan diri, Yue Fei menyambut mereka sendirian untuk
menenangkan mereka, sesudah Yue Fei menghantam pasukan air Yang Mo, ia memimpin
pasukannya menyerang markas pasukan darat pemberontak, "Yu Qiu terperanjat
dan berkata, malaikat dari mana ini? Semuanya menyerah! Karena terkejut atas
serbuan kilat dan dadakan dari Yue Fei yang memimpin di depan pasukan masuk
terlebih dulu ke dalam markas tersebut".
Perang
di lintasan air Jin Si, Yue Fei memimpin 800 pasukan kavaleri menerobos masuk
markas lawan, membabat roboh si pemimpin Wan Huhou. Ada lagi kisah yang
tercatat ia berkuda sendirian di gunung Tai Hang - He Bei "Menusuk musuh
Raja Besar Qiu Heifeng dan mengurai 30.000 pasukannya", di dalam Perang
Yan Cheng, sebagai panglima, Yue Fei malah berada di depan
prajurit-prajuritnya, ia memimpin sendiri 40 tentaranya menyerang dadakan kubu
musuh, menghabisi lawan yang tak terhitung jumlahnya dan menggemparkan pihak
kubu lawan. Yue Fei adalah seorang jenderal pemberani di antara pakar militer,
ia adalah pakar militer di antara jenderal-jenderal pemberani.
Ketiga,
Yue Wumu mengelola pasukannya dengan tegas, disiplin "Pasukan Marga
Yue" sekeras baja. Pernah ada seorang tentaranya mengambil sembarangan
seikat rumput milik rakyat, lantas dihukum pancung. Tatkala pasukannya bergerak
di malam hari, rakyat dengan ikhlas membuka lebar pintu rumah mereka, tetapi
tak ada yang berani masuk, betul-betul menjalankan "lebih baik mati
kelaparan daripada merampas pangan rakyat, lebih baik mati kedinginan daripada
memaksa masuk rumah rakyat", ini di dalam pasukan feodal kemungkinan
adalah suatu hal langka, justru kedisiplinan keras seperti itulah telah
tergembleng sebuah pasukan bertekad baja yang tak terkalahkan.
Keempat,
kharisma yang luar biasa. Yue Fei sangat berbakti kepada orang tua, sang ibu
sakit, di kala tidak ada tugas kemiliteran ia pasti merawatnya sendiri, sesudah
sang ibu wafat, Yue Fei tidak bisa makan dan minum selama 3 hari. Yue Fei
sangat sederhana, di dalam karir ia padahal berhasil meraih kedudukan tinggi
sebagai deputi departemen rahasia negara, tetapi selamanya ia tetap hidup
sederhana.
Kaisar
Gaozong hendak membangunkan sebuah puri untuknya, Yue Fei menjawab, "Musuh
belum musnah, buat apa punya rumah dinas?" Setiap kali menerima hadiah
atau penghargaan dan bonus, Yue Fei selalu membagikannya kepada para prajurit,
selamanya tak pernah ia nikmati sendiri, keluarganya pun bercocok tanam,
menenun dan menghidupi diri mereka sendiri, hal ini di kalangan pejabat tinggi
feodal juga sangat langka.
Yue
Fei itu pemberani, ia berkata, "Apabila pejabat sipil tidak korup dan para
jenderal tidak takut mati, negara pasti aman tenteram" dan "Menaiki
kereta, melindas rata lintasan Gunung He Lan" ucapan-ucapan tersebut
adalah potret kegagah-beranian Yue Fei, ia memiliki semangat pionir dan
berinisiatif tinggi, di dadanya dipenuhi tekad merebut kembali wilayah yang
diduduki musuh dan mengembangkan wilayah tersebut. Selama ia memimpin pasukan
perang tak pernah mengambil posisi bertahan, ketika bentrok dengan pihak musuh
ia selalu mendahului anak buahnya, menyerbu dengan gagah berani sampai tercapai
kemenangan.
Yue
Fei penuh kasih, para prajurit sakit, ia tak jarang menyuruh anggota
keluarganya memasakkan ramuan kepada mereka, perwira dan prajuritnya berangkat
berperang, ia mengutus anggota keluarganya menghibur keluarga yang ditinggalkan,
apabila perwira ataupun prajuritnya gugur dalam pertempuran, Yue Fei pergi
berkabung, dan membesarkan para anak yatim yang ditinggalkan.
Yue
Fei sangat bijaksana, di dadanya dipenuhi hati yang bijaksana, walau dalam
hidupnya ia merajai seluruh negara, tapi selamanya tidak sembarangan membunuh
orang yang tak bersalah. Pada saat memadamkan pemberontakan petani di Qian
Cheng, "Dengan dalih wangsit dan keterkejutan, menitahkan secara rahasia
agar Yue Fei membantai habis kota penduduk Kota Qian Cheng", Yue Fei
memohon seyogyanya hanya menghukum mati pentolannya dan melepas para bawahan
tersebut, Kaisar Gaozong tidak setuju, Yue Fei mengambil risiko dikenakan
tuduhan melawan perintah kaisar, ia tetap memohon sebanyak tiga kali, akhirnya
Gaozong terpaksa mengubah niatan semula, rakyat setempat merasa berterimakasih
atas belas-kasihnya lantas mendirikan kuil pemujaan untuknya.
Setiap
kali mengirim logistik untuk para prajurit, Yue Fei senantiasa berempati kepada
rakyat, "Tenaga rakyat wilayah tenggara, harus dihemat secara
optimal."
Sewaktu
tidak ada urusan perang, sambil melatih pasukan, sambil menggarap sawah, untuk
mengurangi beban rakyat, sesudah ia menerima perintah berupa 12 buah tameng
emas dari kaisar, ia menempuh risiko bahaya diserang oleh tentara Jin, ia
mengawal rakyat Tionggoan mengungsi ke daerah yang lebih aman.
Yue
Fei sangat disiplin, terutama juga konsekuen terhadap diri dan keluarganya
sendiri. Yue Fei sebagai jenderal besar yang dimuliakan, semestinya bisa punya
hak istimewa mendapatkan kedudukan bagi anaknya, tetapi ia mengalihkan hak
tersebut kepada putera Zhang Suo. Anaknya sendiri yakni Yue Yun di dalam sebuah
pelatihan terjatuh dari atas kuda, malah menerima hukuman gebuk.
Yue
Fei seringkali berjasa dalam pertempuran, tapi sering pula tidak melaporkannya,
jasanya sendiri ia alihkan kepada orang lain. Sesudah berhasil merebut enam
wilayah di Xiang Yang, pasukan pembawa bala bantuan dari Liu Guangshi baru
mengetahui telah dilaporkan kepada kaisar, agar menghadiahi dahulu pasukan Liu
Guangshi; jenderal kenamaan Wu Jie pernah mengirim 2 perempuan cantik, tapi
ditolak oleh Yue Fei dengan jawaban, "Baginda Raja sedang bekerja keras,
masak jenderalnya bersukaria?"
Yue
Fei sangat lurus, ia selalu bersemboyan, "Berpikir mengkhianati negara,
bagaimana mungkin menghindari bencana?" Ia selamanya bertindak
terang-terangan, berani berpikir, berani berbicara, berani pula melakukan,
terutama pada permasalahan "perang" dan "perundingan damai"
bahkan bertentangan dengan pihak kaisar, maka itu ia selain telah "berdosa"
terhadap para pejabat durna, juga telah menyinggung Zhao Gou (Kaisar Song
Gaozong).
Yue
Fei sangat teguh, setelah ia difitnah dan dijebloskan ke dalam penjara, telah
mengalami siksaan berat, namun senantiasa teguh dan tidak takluk, betul-betul
"kristal es pada musim dingin yang mengendap di atas atap, semakin berat,
semakin pekat warnanya." Yue Fei yang berada di dalam keadaan sulit,
semakin memperlihatkan keteguhannya. Yue Fei sangat loyal, pada saat negara dan
bangsa dalam keadaan bahaya, dengan keyakinan tertingginya yang "Dengan
penuh kesetiaan membalas budi kepada negara" (Jing Zhong Bao Guo Empat
aksara Mandarin tersebut ditatokan sendiri oleh sang ibu ketika ia masih
remaja), "Mengikhlaskan tubuhnya untuk negara", sampai mati pun tidak
berubah.
Kelima,
Yue Fei seorang cendekiawan tulen, syair dan pantun serta kaligrafinya termasuk
berkualitas tinggi.
Man
Jiang Hong, (Memerahkan Sungai Yangtse) yang bermomentum besar, hasil-hasil
karyanya, antara lain Xiao Zhong Shan, dan lain-lain penuh kepiawaian yang
diliputi kekhawatiran dan amarah (terhadap marabahaya yang dihadapi negara)
terkenal selama ratusan tahun, kaligrafinya seperti Kembalikan Wilayah
Negaraku, Daftar Keberangkatan Pasukan dan lain-lain, juga merupakan karangan
yang abadi dengan tulisannya yang indah bagaikan naga terbang dan burung Hong
menari.
Di
dalam kalangan para jenderal, yang mampu mengakumulasikan sekian banyak
keunggulan pada diri satu orang, entah apakah masih ada yang menyamainya?
Bahkan Kaisar Qing (baca: ching) yang agung Qian Long (baca: chien lung,
1711-1799) juga menilai Yue Fei dengan sangat tinggi sebagai berikut:
"Ksatria
Yue Wumu dalam memimpin pasukan, gagah berani tanpa tandingan, bahkan setingkat
Han Xin dan Peng Yue (Jenderal besar yang berjasa pada pendirian Dinasti Han,
abad ke-3 SM) pun tak dapat menyamai. Bila diukur dengan kemampuan militer
merangkap kesusasteraannya, kecerdasan merangkap kebajikannya dan loyalitasnya,
tak ada duanya, meski jenderal tersohor zaman kuno pun tidak ada yang menyamai.
Ia hanya tahu mengabdi kepada rajanya tanpa pamrih, ia hanya patuh pada titah
rajanya tanpa sayang terhadap jiwanya sendiri, ia tahu dengan mengembalikan
para pasukannya pasti akan dibinasakan Qin Hui (perdana menteri Dinasti Song
Selatan, pejabat durna penjual negara yang dekat dengan kaisar), sedangkan
titah kaisar di tangan, ia tak berani menggenggam terlalu lama kekuasaannya di
wilayah perbatasan. Hmmh! Dengan kemuliaannya seperti itu, meski telah gugur di
tangan Qin Hui, namun generasi penerus dan dunia mendambakan dan mengagumi
kehebatannya yang betul-betul bisa bersaing kecemerlangannya dengan bulan dan
matahari."
Yue
Fei sebuah nama yang harum dan abadi, .....patriot untuk selamanya. Yue Fei memang seorang pahlawan.
Semangat dan pendirian Yue Fei pantas kita jadikan teladan.
“Biarlah mati
membeku daripada merampas rumah orang lain, dan biarlah mati kelaparan daripada
merampok” dan “Kita semua sama dalam melayani negara” adalah ungkapan-ungkapan
Yue Fei yang layak dicontoh dan dihayati.
Rakyat
mencintai dan menyayangi Yue Fei. “Lebih mudah menggoncangkan gunung daripada
pasukan Yue Fei”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar