Sang Thothon

Minggu, 23 Februari 2014

BELAJAR DARI SEBUAH KEPOMPONG

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - BELAJAR DARI SEBUAH KEPOMPONGHidup memanglah penuh dengan perjuangan. Jika anda ingin berhasil dan menjadi manusia sukses maka anda pun harus melalui sebuah proses yang terkadang menyakitkan jika dirasakan. Janganlah menjadi seperti anak manja yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua kita. Karena hal itu sangatlah tidak baik untuk membentuk karakter dan jiwa kita dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini. Pada artikel ini saya akan mencoba menceritakan ulang tentang sebuah kisah yang sungguh sangat inspiratif untuk kita renungkan. Cerita ini berasal dari buku yang sangat menarik dan sudah lama saya beli, tetapi baru sempat saya baca beberapa waktu yang lalu, buku tersebut berjudul,”setengah isi setengah kosong” karya parlindungan marpaung. Berikut adalah kutipannya: Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana. Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 20 Februari 2014

BATU AJAIB

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - BATU AJAIBPada awalnya manusialah yang menciptakan kebiasaan. Namun lama kelamaan, kebiasaanlah yang menentukan tingkah laku manusia. Ada seorang yang hidupnya amat miskin. Namun walaupun ia miskin ia tetap rajin membaca. Suatu hari secara tak sengaja ia membaca sebuah buku kuno. Buku itu mengatakan bahwa di sebuah pantai tertentu ada sebuah batu yang hidup, yang bisa mengubah benda apa saja menjadi emas. Setelah mempelajari isi buku itu dan memahami seluk-beluk batu ersebut, ia pun berangkat menuju pantai yang disebutkan dalam buku kuno itu. Dikatakan dalam buku itu bahwa batu ajaib itu agak hangat bila disebut, seperti halnya bila kita menyentuh makhluk hidup lainnya. Setiap hari pemuda itu memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja. Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut. Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun ia berada di pantai itu. Kini mengg....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 19 Februari 2014

Iklim



Bukan Ku Tak Sudi
Ku anggapkan semalam
Satu kenangan yang suram
Bila cinta kita
Putus di jalan

Ku harapkan impian
Menjadi kenyataan
Namun aku kecewa

Mudahnya waktu melafazkan janji
Engkau dan aku berdua serupa
Rupanya mentari dalam mainan percintaan

Telahpun ku bentangkan segalanya
Mencari entah dimana silapnya
Jelas asmara kecundang jua

Bukan ku tak sudi kasih
Untuk bersamamu bercinta lagi
Kerna antara kita
Tidak sehaluan lagi

Maafkan diriku sayang
Menolak cintamu untuk kali ini
Walaupun ku tahu
Bersungguh benar rasa hatimu 

Bila Orang Dah Benci
Tak guna memujuk lagi
Pabila orang dah benci
Tak perlu rayu simpati
Dia dah tak sudi
Oohhhhh

Biarpun ku masih sayang
Kasihku tak pernah padam
Tetapi apa kan daya
Terpaksa ku lepaskan

Sampai hatimu melihat diriku
Dihukum begini
Seluruh hidupku
Bagaikan mati tak bernyawa lagi

Mengapa sayang engkau hancurkan
Niat suciku menyunting dirimu
Sedangkan dulu
Engkau berjanji kau hanya milikku

[Chorus]
Bila orang dah benci
Tiada guna ku nanti
Lebih baik ku pergi
Pergi membawa diri

Bila orang dah benci
Tinggal aku sendiri
Orang pun dah tak suka
Dikenang pun tak guna

Bukan niatku
Untuk berpisah dengan dirimu
Aku terpaksa memilih dia
Aku terpaksa lupakan dirimu

Kejamnya
Sikapmu padaku
[Ulang chorus 2x]


Cinta Tiga Segi (Trilogik Cinta)

Setahun sudah ku menunggu diri mu
Akhirnya kau menjadi milikku
Sukarnya untuk ku melupakan mu
Kerna kau ku cintai selalu

Tapi sayang kehadiran kekasih lama mu
Datang kembali mengenang cinta dahulu

Mengapa ini semua harus berlaku
Apakah ini semua kerna diri ku
Sedangkan aku penawarnya dalam percintaan
Tak sanggup aku melepaskanmu

Kau ibarat terperangkap ditengah lautan
Tak tahu mana arah untuk kau menuju

Tapi sayang kehadiran kekasih lama mu
Datang kembali mengenang cinta dahulu

Mengapa ini semua harus berlaku
Apakah ini semua kerna diri ku
Sedangkan aku penawarnya dalam percintaan
Tak sanggup aku melepaskanmu

Kau ibarat terperangkap ditengah lautan
Tak tahu mana arah untuk kau menuju

Dikau pinta untuk melepaskan mu
Terpaksa aku turutkan
Mungkinkah ini suatu pengajaran
Di dalam percintaan


Bukan Niatku

Tertutupkah sudah hatimu
Untuk menerima ku lagi
Apakah keras hatimu
Tak bisa lentur lagi

Bukan ku sengaja
Mahu kau terluka
Bukan niatku

Kalau pun memang
Aku bersalah
Namun sebesar manakah
Begitu susah utk kau maafkan
Hingga ingin kau singkirkan
Bumi yang manakah yang tak pernah basah
Bila hujan mencurah

Aku usah berubah
Usah diturutkan hati marah
Di hati kecilmu
Ku tahu kau tak begitu

Sudah lumrah cinta
Suka bersulamkan air mata
Kita dihiris rencana
Terpetik cinta sukunya

Kita buang keruh yang melanda
Kasih pasti jernih semula
Tak siapa di dunia merasa
Cinta terlepas sengsara

Tanpa rajuk hiba
Tak ketemu makna
Nikmatnya cinta

Bukan niatku...


Kerana Takdir

Bukan kerana kemarau panjang
Lautan kasih menjadi gersang
Bukan kerana ribut dan taufan,
Bunga ku layu dalam jambangan.

Tapi kerana takdir telah tertebar,
Sebab menanti masa sampailah waktu akhirnya…

(*)
Terputuslah tali ikatan janji hilang kasih,
Terpadam mimpi hanya rindu yang setia menunggu,
Walaupun dibelenggu tanpa kasih dan waktu,
Cinta seumpama bayang-bayang.

Bila terang ia hadir walaupun diusir,
Bila gelap ia hilang walaupun diundang.(2x)


Gerhana Cinta Luka

Sinar mentari senja
Mendung menyelubungi
Melingkar jiwa
Kau hadir bagai mimpi
Laksana embun pagi
Yang menyirami

Pintamu keterlaluan
Mahligai puncak kayangan
Tak bisa ku tunaikan
Hanyalah syair sendu
Yang dapat kudendangkan
Untukmu...

Kita hanyut di buai gelora
Kita layarkan kamar bahtera
Akhirnya tenggelam
Karam di lautan cinta

Patah tumbuh hilang berganti
Mengertilah oh...
Walaupun berbeza akhirnya
Terimalah...

Jangan dikesal
Kiranya kau tersiksa
Suratan takdir
Yang telah menimpa
Kita...

Terlerai janji setia
Musnahlah segalanya
Mahkota impian
Andainya aku tiada
Usahlah ditangiskan
Kehilangan...

Kilauan cinta yang suci
Yang kau surahkan dulu
Kini gerhana...
Biarpun sebak di dada
Relakan kumelangkah
Selamanya...



Entah berapa kali
Kucuba membohong hati ku ini
Hebat dilanda
Rindu padamu
Namun semua alasan
Rapuh bagaikan awan berarak
Yang memang tidak pernah abadi
Dan terlalu cepatnya berlalu
Pabila di giring angin
Dan mudah pula layu
Selepas ia melimpahkan
Titis-titis ehsan

Kini hatiku sangat terdesak
Untuk memilikimu
Agar bisa aku meneruskan
Sisa-sisa hidupku ini
Seperti manusia yang punya kekasih
Yang punya kekasih


Satu Kesan Abadi

Jalan terang
Luas menanti aku
Dengan dendang
Irama hidup baru
Dibelai cintamu

Hilang dendang
Lenyap ia sendiri
Datang tenang
Makin aku hayati
Makin lapang dadaku
Ku rasa sentosa


Sendiri meminta
Dicantum padanya
Tak gelisah lara
Cerita yang punah
Biarpun meronta
Tidak menjadi ngeri

Ku yakin disana
Gelap yang tiada
Kesan satu cinta
Terpancar cahaya jelas segalanya
Hanya sinarmu
Yang mampu Memberi cinta itu

Dengan aman
Senyumlah sepuasnya
Jauh berbeza
Bagai yang dirasakan rasa yang disini
Itu satu rahsia hanya tersendiri
Itu satu iringan nyayian mimpi


Mahligai Seribu Mimpi


Sungguh lama
Ku pendamkan
Menjadi rasa naluri
Panah cinta ku tembusi
Sifat mu itu

Riwayat mu ku satukan
Di dalam hakikat cinta
Makrifat pun seabadi
Kau tak mengerti
Cintaku kepada mu

Kasih ku mimpikan
Dikau beribu makna
Beribu suka duka ku tempuhi
Hadirlah kasih bagai
Titian pelangi

Bukalah gerbang mahligai
Dihati ini

Mahligai seribu
Impian dan bayangan
Masihku sembunyikan rahsianya

Mahligai seribu
Ku impikan kenyataan
Pada mu ingin ku zahirkan kasih
Terangi ia
Bawakan cinta mu
Wangian syurgawi

Mahligai seribu
Hakikat ku menunggu
Hadirlah mu bersama kerelaan
Nescaya ada
Erti kebahagiaan
Tak terucap dengan kalimah syahdu

Carilah aku
Di awal mula

Di akhir tiada
Akhirnya


Sandiwara Cinta Semusim

Bila debunga cinta
Gugur layu terkulai
Sepi menyelubungi
Hatiku yang kini melara
Pudar bersama masa
Cinta semusim kita
Yang tak bisa
Bertaut kembali

Telah aku menduga
Tiada indah mewangi
Hanya bersanding dikau
Berpura cinta dan berbudi
Bukan membalas cinta
Yang lahir dari hati
Mu yang suci
Cinta yang abadi

Oh tak ku menduga mengapa
Bisa terjadi sebegini
Ku fikir selama-lamanya
Ini cinta kita hati ke hati
Dimana janjimu katamu
Akulah milikmu abadi
Oh tak mingkin ini hanyalah
Semata-mata sandiwara

Jika itu kehendakmu
Mungkin nanti
Satu waktu
Kau kan kesal
Hingga ke akhir hayatmu


Hakikat Sebuah Cinta

Aku adalah insan yang tak punya
Cuma rasa cinta membara
Lalu tercipta rinduku padanya
Kerana cinta bahagia

Pujangga menyatakan oh cinta berharga
Dari emas dan permata
Lalu ku bawa cinta di persada jiwa
Sinar menyuluh gelita

Sewaktu debar cintamu terasa melanda
Bangkit rinduku padamu di ketika itu
Lalu tersentak diriku sedari lamunan
Kini sebenarnya aku telah kau tinggalkan

Aku adalah insan yang tak punya
Kilauan emas permata
Lalu kucuba menaburi cinta
Bagimu tiada nilainya
Tiada harta dan cinta



Langkah demi langkah
Aku teruskan jua
Masa demi masa
Sampai akhirnya
Terima kasih
Atas penghinaan
Yang kau lemparkan

Tangga demi tangga
Kita daki bersama
Jatuh terluka
Bangun semula
Terima kasih
Atas kesakitan
Yang telah kau berikan

Kerana itu penghinaan
Juga cemuhan
Diganti dengan kepujian
Dan kemuliaan

Airmata menjadi permata
Kebencian menjadi cinta
Inilah hidup di dalam dunia
Bak sandiwara

Selamat tinggal kesengsaraan
Selamat tinggal penderitaan
Terima kasih atas pengalaman
Yang kau berikan

Kini terbukti
Cinta yang kualami
Bukannya mimpi
Lautan api boleh menjadi
Oh! taman salji...


Puteri

Di dalam kesunyian
Kurindukan dirimu
Rasa cintaku yang kian membara
Tapi tak kuasa tuk mengatakan

Kala fajar menjelang
Dan aku pun terjaga
Namun bayangmu terus mengikuti
Mungkinkah mimpimu menjadi nyata
Bersamamu menjalin asmara

Kesunyian ini terlalu indah
Tanpa dirimu ada di sana
Andai kau tahu dalam cintaku
Kepada dirimu

Puteri kaulah impianku
Kulihat cinta di matamu
Walau kau tak menyatakannya
Jiwaku menyentuh jiwamu

Puteri kaulah pujaanku
Nyatakan segala impian
Sambutlah tangan sambutlah
Kitakan bersama harungi bahtera

Dengan sayap khayalan
Ingin terbang ke sana
Membawa cinta sebesar dunia
Bukti cintaku hanya untuk dirimu
Untuk selamanya


Aduhai Seribu Kali Sayang

Berdosakah diriku
Terpaksa melepaskan
Cintamu yang serapuh
Dahan nan kering usang
Yang akhirnya kan patah
Terhempa gemeretap
Oh sungguh memilukan
Tak dapat ku bayangkan

Seribu kali sayang
Sangkaku kan ke mati
Cerita kasih kita
Rupanya seketika
Setelah merelakan
Setelah kau bisikkan
Segugus janji-janji
Tergamak kau mungkiri

Apakah sebenar yang terjadi
Hingga kau bersikap demikian
Sedangkan kau
Sesungguhnya percaya
Kasihku tak berbelah bagi

Aduhai
Tak sanggup ku kenangkan
Semua telah nyata
Cintamu gurauan
Datang dan hilang
Semahu hatimu
Itulah falsafah
Pegangan cintamu
Namun harus kau ingat
Hati yangmanakah
Selamanya kan sabar


Antara Sutra dan Bulan

Dan selembut bak sehalus sutra
Desiran angin terasa
Dan rembulan menatap riang
Ke wajah malam asyiknya

Di antara sutra dan bulan
Terlihat wajahmu kasih
Sedang merenungku
Dalam dilema rindu
(Pasrah cintaku)

Di antara lembut dan halus
Engkau bisikkan sesuati
Di antara engkau dan aku
Masih kau pendam rahsia

Mengapa antara kita
Engkau masih berahsia masih
Sedangkan aku
Engkau biarkan lesu

Ketuk bukalah pintu
Atau jendela waktu
Buka pintu kasihmu
Agar kasih bertemu
Restulah hulurkan tanganmu

Kasih aku merayu
Kasih usah membisu
Kasih aku menunggu
Tanpa ku rasa je


Antara Sutra Dan Bulan

Dan selembut bak sehalus sutra
Desiran angin terasa
Dan rembulan menatap riang
Ke wajah malam asyiknya

Di antara sutra dan bulan
Terlihat wajahmu kasih
Sedang merenungku
Dalam dilema rindu
(Pasrah cintaku)

Di antara lembut dan halus
Engkau bisikkan sesuatu
Di antara engkau dan aku
Masih kau pendam rahsia
Mengapa antara kita
Engkau masih berahsia masih
Sedangkan aku
Engkau biarkan lesu

Ketuk bukalah pintu
Atau jendela waktu
Buka pintu kasihmu
Agar kasih bertemu
Restulah hulurkan tanganmu

Kasih aku merayu
Kasih usah membisu
Kasih aku menunggu
Tanpa ku rasa jemu

Elusan Cinta

Di samudera bergelora kasih sejuta lara
Di hempas bahtera derita
Ketulusan cinta lalu kering kontang dilanda kemarau
Sukarnya meniti titian cinta
Kehausan...

@
Kau hadir bagai gerimis
Mereda kebutuhan silam
Tak terdaya ku menahan
Sinar cintamu yang suci

Ketulusan cintamu yang kau curahkan
Membawa impian yang nyata salju terasa
Cinta yang pudar kini bercahaya di ufuk rindu

Elusan cinta penawar luka
Umpama mesti kabur dihembus pancasona
Terjalin kini jaluran kasih
Bertahta di dalam jiwa
Tak bisa di ceraikan
Ha...ha...ha...


Blues Trenggano

Kalu tuang gi pata timor
Jangan lupa maghi sokmo
Negeri terengganumemang sohor
Tempat molek, tanah subor
Tempak Molek, tanah suhor
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )

Hoi guang gamoik tu
Yak kelih wak tangi

Pulau kapas, Pulau Redang

Kita lalu ikut Marang
Jangan lupa kuala berang
Sekayu comel, zaman berzaman
Sekayu comel, zaman berzaman
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )

Hoy hoy hoy
bangun ke laut eeh...
takat ikang di Kuala Kemamang
Petang-petang wat kerpok gete
Ramai orang, atah gere

Main dam dua tiga papang
Dok sedor sampai ke malang
Kedai payang jual budu belacang
Batek tembaga dan macang-macang

Kalu nok tra nasi dagang
Kita pakat gi kampong ladang
Buat bekal gi merang
Di setiu pata peranginan
Singgah sebetor ke rantau abang
Kita tengok penyu telor
Kita tengok penyu telor

Selamt datang wei...
Tempat kami ramai-ramai
Selamat datang
Negeri kami

Kita singgoh kat primula
Batu burok tepi pata
Laut biru di tanjong jara
Tempat rilek orang dok kacai
Tempat rilek anok-anok dara
comel-comel belaka...
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )


Bunga Emas

Apa ertinya bunga emas yg ku beri dulu
Dikembalikan semula
Dikau pun berpaling terus pergi
Rasa dihina membuat aku merasa
Kasihku tiada berharga

Apa maknanya bunga emas yang engkau miliki
Bila engkau menyinding pergi
Rupanya aku dibenci
Tergamaknya kau biarkan bunga cinta
Pudar warnanya

Chorus:
Rupa-rupanya
Hadirmu cuma bersandiwara
Tak lena tidurku
Saling mengenangkan wajahmu sayangku

Aku di sini
Mencari-cari warna pelangi
Hanya yang kutemui
Malam yang sunyi tidakberseri
Merana lara
Masihkah ada haruman rindu
Nirmala emas dulu kau puja
Pabila sepi datang melanda
Ku merindu
Percintaan....bagai dulu


Dunia

bagai irama dan lagu
kiranya berlalu terpisah begitu
ohh punahlah impianku
akan hilang dihembus sang bayu
begitu lumrahnya manusia
ucapkan kata setia tapi sampai bila
masa kita berbeza
hidup kita hanya sementara
seteguh mana sekalipun
kiranya bukan lahir dijiwa
pasti akan runtuh lah jua
punah bersama arus masa

dunia oh dunia milik kita sama
jangan diduga
dunia oh dunia milik kita bersama
janji di kota

kemana hilangnya kata kata mesra
harilah harimu menyinar
kaca bukannya permata
kasih bukan utk disenda
jgn mudah engkau terlupa
hari kita kian tiba

bagai irama dan lagu
kiranya berlalu terpisah begitu
punahlah impianku
akan hilang dihembus sang bayu

jgn engkau permainkan
kesetiaanku tiada bandingan
kukota kan sejuta harapan
akan bahagia hidup kita selamanya

Cinta dan Khalimah

Kasih sayang tak terpadam
Rindupun tak terbilang
Bak malam dan siang hanya engkau ku rindu..

Bukan kerna kata kata
Cinta yg subur di minda
Sucinya cintamu di cermin hati...

Salji yg putih
Hitam mendidih andai ku lupa padamu..

Langit yg pijar
Kembali ceria
Bila ku kecup keningmu..

Dengan ratapan ku telan bisa
Pahit manis madah pujangga
Menguntum rindu
Seiras wajahmu
Harum cinta dan khalimah..

Terbuka pintu saujana kemaafan kau tersenyum mengirai mimpi..

Salju terasa
Bersamamu kekasih
Menyulamkan keindahan cinta dan khalimah..



Mimpi Yang Hilang

Dia yg mana
yang datang merebut seri
bunga cintamu
dia yg mana
yang mampu mengalihkan
rasa setiamu
tidak kuduga semua terjadi
kau telah ingkar janji

lidah siapa
yang manis bermadu dulu
mengukir janji
sumpah siapa yg telah terucap dulu
sehidup semati
lenyaplah sudah janji-janji itu
hilang terbawa di angin lalu

kini engkau telah pergi
aku sendiri berteman sunyi
semoga derita ini
takkan terjadi kedua kali
asal kuterbang jauh melayang
mimpi yang indah
kini telah hilang...

hati siapa yg rela jatuh terkulai
kerana cinta
hati yang luka oh pedih di dalam dada
tiada ubatnya
pasti nanti kau kan mengalami
jangan tangisi cinta yg pergi

Hanya Satu Persinggahan
Di sini kasih pernah berbunga
Tiada harum tiada warna
Disini cinta pernah membara
Tanpa bahang dan tanpa apinya

Begini yang ku rasa
Hidup kita berdua

Disini langit mendung selalu
Tiada cahaya menyinari ku
Disini aku tiada terdaya
Mengikut kata tanpa bicara

Kerana engkau tahu
Aku tidak sepadan dengan mu

Hubungan kita suatu persinggahan
Bukan pengabdian yang rela
Pemergianku oh kerana terpaksa
Demi hidup yang lebih sempurna

Anggaplah kehadiran ku
Hanya satu persinggahan
Aku tidak menjanjikan
Mahligai impian
Sebagaimana kau harapkan

Biarlah jauh dari pandangan
Daripada dekat penuh siksa
Biar berduka biar melara
Dari sengketa sepanjang masa

Janganlah engkau harap
Ku menghambakan diri

Nanti kau tahu arti nya sepi
Bagaikan pisau menhiris hati
Nanti kau tahu arti nya rindu bagai tersusuk duri sembilu
Batin akan tersiksa
Jasad pasti menanah
Oleh nya

Bukan Aku Tak Cinta

Saat kita berpisah
Kau pegang erat tanganku
Sepertinya tak merelakan
Kepergianku untuk meninggalkanmu

Dermaga saksi bisu
Waktu ku kucup keningmu
Perlahan kau lepaskan pegangan tanganku
Aku lihat kau menangis...

Lambaian tanganmu
Masih ku ingat selalu
Itu yang terakhir
Ku melihat dirimu

Sudah sering kau kirim surat
Namun tak pernah aku jawab
Lalu kau kirimkan undangan
Agar kau tak berharap

Bukannya aku tak tega
Bukan pula aku tak cinta
Kerana orang tua
Yang tak merestui cinta kita