Sang Thothon

Kamis, 17 Januari 2019

Pratu Suparlan, Sang Rambo yang sebenarnya dari Kopassus


Adalah nama Landasan Pacu di Pusdikpassus. Terletak di Kecamatan Batujajar, Bandung–Jawa Barat. Landasan Pacu ini memiliki panjang 1.652 meter dengan permukaan aspal dan ketinggian 762 meter di atas permukaan tanah.

Dinamakan demikian untuk mengenang kepahlawanan PRATU SUPARLAN yang gugur dalam tugas, diresmikan oleh Danjen Kopasus pada 1995 Mayjen Prabowo Subianto. Suparlan adalah prajurit Kopassus yang gugur tahun 1980. Prajurit hebat ini mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan regu gabungan Kopassus dan Kostrad dari pembantaian Fretilin.
Kisahnya bermula ketika 1 Unit gabungan berkekuatan 9 orang personil (4 Kopasus, 5 Kostrad) dibawah pimpinan Lettu Poniman Dasuki (Brigjen Purn.) melaksanakan Patroli di “Zona Z” pedalaman Timor. Zona ini dikenal masih sangat rawan, terindikasi menjadi daerah konsentrasi dari tokoh-tokoh Fretelin seperti Lobato, Lere dan Xanana. Disamping itu, terkonsentrasi 300 –an Fretelin dengan persenjataan campuran, serta kebanyakannya adalah mantan Tropaz Portugal yang berpengalam dalam pertempuran di Mozambique.
Pada awalnya Tim Kopassus Kostrad ini ingin menyergap Pos Pengamatan Fretelin, dan setelah melumpuhkan Pos Pengematan Fretelin, tiba tiba dari berbagai arah muncul pasukan Fretelin yang lebih besar, kontak senjata pun tak terhindarkan.
Pertempuran menjadi tidak berimbang karena kalah jumlah. Unit Gabungan terdesak hebat, digunting dari berbagai arah, termasuk dari ketinggian bukit-bukit. Hujan tembakan menghujani personel Unit Gabungan ini.
Personel operator Minimi dari Kostrad yang pertama-tama tumbang, langsung gugur ditempat, kemudian disusul 3 orang lainnya di formasi paling belakang yang juga terkena tembakan. Sisa 5 personil terdesak hebat dan bertahan mati- matian. Kalah jumlah, sisa unit gabungan mundur setapak demi setapak sehingga menghampiri bibir jurang sambil mencari kemungkinan meloloskan diri dari killing ground. Hanya ada satu celah untuk meloloskan diri, akan tetapi dibutuhkan waktu yang cepat untuk melintas sebelum pasukan Fretilin menutup celah bukit tersebut. Komandan Unit memerintahkan sisa unit menuju ke celah tersebut, dan Pratu Suparlan paling depan, bukannya mendengarkan perintah, Pratu Suparlan mundur kebelakang tanpa mengindahkan perintah Dan Unitnya. “Komandan Bawa yang lainnya, saya akan berusaha menghambat!”
Disinilah Pratu Suparlan menunjukkan sifat kepahlawanannya, antara kehormatannya sebagai laki-laki, Prajurit, Korps dan negaranya, Tanpa menghiraukan peringatan Dan Unitnya agar mundur, Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil Minimi milik rekannya yang gugur. Pratu Suparlan berlari kearah datangnya Fretilin dan menyambutnya dengan siraman Minimi… Jatuh bangun terkena tembakan di tubuhnya, Suparlan mengamuk seperti banteng (penuturan saksi mata Fretilin yang tertangkap), mengejar mereka hingga ke semak persembunyian fretelin tidak terhitung berapa peluru yang sudah bersarang di badannya. PDL Pratu Suparlan berubah warna menjadi merah karena darah yang membanjiri tubuhnya. Pratu Suparlan menyerang hingga sampai kehabisan amunisi. Kondisinya mulai Lemas karena kekurangan darah, dia mencabut pisau komandonya dan bertarung satu lawan satu. Sepertinya Fretilin berniat mempermainkannya dengan tidak membunuhnya secara langsung. Suparlan bertarung mati-matian sendiri hanya berbekalkan pisau komandonya, sempat merobohkan 6 orang Fretilin, hingga tangannya tidak mampu lagi menggenggam pisau.
Dan Unit dengan sisa pasukannya melihat Pratu Suparlan tidak muncul, memutuskan untuk kembali mencari Pratu Suparlan dan membantu. Suparlan sendiri dikelilingi oleh puluhan Fretilin, bagaikan menunggu malaikat maut yang akan menjemput nyawanya.
Suparlan seorang yang cerdik, taktik dia melemahkan dirinya sangat tepat, saat dia terduduk, pasukan Fretilin berkerumun mendekatinya siap mengeksekusi. Tepat disaat 1 tembakan mengenai lehernya, Suparlan oleng hampir roboh ke tanah. Dengan sisa-sisa tenaganya, diambil 2 granat dari balik kantong PDL nya, langsung mencabut pin. Didahului teriakan “Allahu Akbar…!” berlari serta meloncat berjibaku pas ditengah2 rimbunan Freteilin yang mengepungnya …..granat meledak…. disertai gugurnya seorang prajurit pemberani dengan membawa bersama sejumlah musuh.
Mengetahui gugurnya Suparlan, sisa 5 personil yang tadi meloloskan diri dan sudah menguasai ketinggian, berbalik menyerang dan menembak kerumunan Fretilin dari ketinggian dengan bertubi-tubi. Dalam kontak senjatan sengit ini, kembali 3 personil Baret Merah tumbang meregang nyawa.
Sekonyong-konyang, bala bantuan tiba (gabungan Kostrad/ Brimob) membantu memukul mundur Fretelin dengan cara menjepit. Riuh rendah tembakan makin menjadi-jadi. Mayat bergelimpangan di mana-mana, termasuk 7 personil Unit Gabungan tadi. Dari jumlah asal 9 orang Unit Gabungan Kopasus/Kostrad, yang tersisa tinggal 2 orang, yaitu Dan Unit Lettu Poniman Dasuki dan Partu Tamsil.
Setelah Freteilin terpukul mundur, meninggalkan rekan mereka yang sudah menjadi mayat dan juga yang cedera, pembersihan dan konsolidasi langsung dilakukan. Bagaimana dengan nasib Suparlan? Jenazahnya sangat menyedihkan, hancur tidak berbentuk lagi. Dari pihak Fretilin ditemukan sejumlah 83 mayat dan sejumlah yang cedera dan bisa ditawan hidup-hidup. Saat diinterogasi, anggota Fretelin ini hanya menceritakan bagaimana Pratu Suparlan bertempur sendiri sampai gugur.
Inilah RAMBO yang sebenarnya!!
“Keberanian dan bakti Suparlan membuat negara menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa pada Prajurit Satu Suparlan satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula yaitu Kopral Dua Anumerta,” demikian ditulis dalam Majalah Baret Merah edisi Ulang Tahun tahun 2014.
Pemerintah juga menganugerahkan Bintang Sakti pada Kopda Suparlan melalui Keppres No 20/TK/TH.1987.
Korps Baret Merah mengabadikan namanya menjadi Lapangan Udara Perintis di Batujajar, Jawa Barat.
Rupanya tak cuma pemerintah Indonesia yang menghargai keberanian Suparlan. Komandan Fretilin juga mengirimkan surat pada pasukan Kopasandha. Walau musuh, mereka memuji keberanian dan perlawanan hebat yang diberikan Prajurit Suparlan.
Dalam perang, jarang penghormatan seperti ini terjadi. Kecuali untuk para prajurit yang menunjukkan keberanian luar biasa.
Sumber: https://kisahtimortimur.wordpress.com