Sang Thothon

Minggu, 15 Desember 2013

Lirik Iklim

Bukan Ku Tak Sudi
Ku anggapkan semalam
Satu kenangan yang suram
Bila cinta kita
Putus di jalan
Ku harapkan impian
Menjadi kenyataan
Namun aku kecewa
Mudahnya waktu melafazkan janji
Engkau dan aku berdua serupa
Rupanya mentari dalam mainan percintaan
Telahpun ku bentangkan segalanya
Mencari entah dimana silapnya
Jelas asmara kecundang jua
Bukan ku tak sudi kasih
Untuk bersamamu bercinta lagi
Kerna antara kita
Tidak sehaluan lagi
Maafkan diriku sayang
Menolak cintamu untuk kali ini
Walaupun ku tahu
Bersungguh benar rasa hatimu 
Bila Orang Dah Benci
Tak guna memujuk lagi
Pabila orang dah benci
Tak perlu rayu simpati
Dia dah tak sudi
Oohhhhh
Biarpun ku masih sayang
Kasihku tak pernah padam
Tetapi apa kan daya
Terpaksa ku lepaskan
Sampai hatimu melihat diriku
Dihukum begini
Seluruh hidupku
Bagaikan mati tak bernyawa lagi
Mengapa sayang engkau hancurkan
Niat suciku menyunting dirimu
Sedangkan dulu
Engkau berjanji kau hanya milikku
[Chorus]
Bila orang dah benci
Tiada guna ku nanti
Lebih baik ku pergi
Pergi membawa diri
Bila orang dah benci
Tinggal aku sendiri
Orang pun dah tak suka
Dikenang pun tak guna
Bukan niatku
Untuk berpisah dengan dirimu
Aku terpaksa memilih dia
Aku terpaksa lupakan dirimu
Kejamnya
Sikapmu padaku
[Ulang chorus 2x]

Cinta Tiga Segi (Trilogik Cinta)
Setahun sudah ku menunggu diri mu
Akhirnya kau menjadi milikku
Sukarnya untuk ku melupakan mu
Kerna kau ku cintai selalu
Tapi sayang kehadiran kekasih lama mu
Datang kembali mengenang cinta dahulu
Mengapa ini semua harus berlaku
Apakah ini semua kerna diri ku
Sedangkan aku penawarnya dalam percintaan
Tak sanggup aku melepaskanmu
Kau ibarat terperangkap ditengah lautan
Tak tahu mana arah untuk kau menuju
Tapi sayang kehadiran kekasih lama mu
Datang kembali mengenang cinta dahulu
Mengapa ini semua harus berlaku
Apakah ini semua kerna diri ku
Sedangkan aku penawarnya dalam percintaan
Tak sanggup aku melepaskanmu
Kau ibarat terperangkap ditengah lautan
Tak tahu mana arah untuk kau menuju
Dikau pinta untuk melepaskan mu
Terpaksa aku turutkan
Mungkinkah ini suatu pengajaran
Di dalam percintaan

Bukan Niatku
Tertutupkah sudah hatimu
Untuk menerima ku lagi
Apakah keras hatimu
Tak bisa lentur lagi
Bukan ku sengaja
Mahu kau terluka
Bukan niatku
Kalau pun memang
Aku bersalah
Namun sebesar manakah
Begitu susah utk kau maafkan
Hingga ingin kau singkirkan
Bumi yang manakah yang tak pernah basah
Bila hujan mencurah
Aku usah berubah
Usah diturutkan hati marah
Di hati kecilmu
Ku tahu kau tak begitu
Sudah lumrah cinta
Suka bersulamkan air mata
Kita dihiris rencana
Terpetik cinta sukunya
Kita buang keruh yang melanda
Kasih pasti jernih semula
Tak siapa di dunia merasa
Cinta terlepas sengsara
Tanpa rajuk hiba
Tak ketemu makna
Nikmatnya cinta

Bukan niatku...
Kerana Takdir
Bukan kerana kemarau panjang
Lautan kasih menjadi gersang
Bukan kerana ribut dan taufan,
Bunga ku layu dalam jambangan.
Tapi kerana takdir telah tertebar,
Sebab menanti masa sampailah waktu akhirnya…
(*)
Terputuslah tali ikatan janji hilang kasih,
Terpadam mimpi hanya rindu yang setia menunggu,
Walaupun dibelenggu tanpa kasih dan waktu,
Cinta seumpama bayang-bayang.
Bila terang ia hadir walaupun diusir,
Bila gelap ia hilang walaupun diundang.(2x)

Gerhana Cinta Luka
Sinar mentari senja
Mendung menyelubungi
Melingkar jiwa
Kau hadir bagai mimpi
Laksana embun pagi
Yang menyirami
Pintamu keterlaluan
Mahligai puncak kayangan
Tak bisa ku tunaikan
Hanyalah syair sendu
Yang dapat kudendangkan
Untukmu...
Kita hanyut di buai gelora
Kita layarkan kamar bahtera
Akhirnya tenggelam
Karam di lautan cinta
Patah tumbuh hilang berganti
Mengertilah oh...
Walaupun berbeza akhirnya
Terimalah...
Jangan dikesal
Kiranya kau tersiksa
Suratan takdir
Yang telah menimpa
Kita...
Terlerai janji setia
Musnahlah segalanya
Mahkota impian
Andainya aku tiada
Usahlah ditangiskan
Kehilangan...
Kilauan cinta yang suci
Yang kau surahkan dulu
Kini gerhana...
Biarpun sebak di dada
Relakan kumelangkah
Selamanya...

Entah berapa kali
Kucuba membohong hati ku ini
Hebat dilanda
Rindu padamu
Namun semua alasan
Rapuh bagaikan awan berarak
Yang memang tidak pernah abadi
Dan terlalu cepatnya berlalu
Pabila di giring angin
Dan mudah pula layu
Selepas ia melimpahkan
Titis-titis ehsan
Kini hatiku sangat terdesak
Untuk memilikimu
Agar bisa aku meneruskan
Sisa-sisa hidupku ini
Seperti manusia yang punya kekasih
Yang punya kekasih

Satu Kesan Abadi
Jalan terang
Luas menanti aku
Dengan dendang
Irama hidup baru
Dibelai cintamu
Hilang dendang
Lenyap ia sendiri
Datang tenang
Makin aku hayati
Makin lapang dadaku
Ku rasa sentosa

Sendiri meminta
Dicantum padanya
Tak gelisah lara
Cerita yang punah
Biarpun meronta
Tidak menjadi ngeri
Ku yakin disana
Gelap yang tiada
Kesan satu cinta
Terpancar cahaya jelas segalanya
Hanya sinarmu
Yang mampu Memberi cinta itu
Dengan aman
Senyumlah sepuasnya
Jauh berbeza
Bagai yang dirasakan rasa yang disini
Itu satu rahsia hanya tersendiri
Itu satu iringan nyayian mimpi

Mahligai Seribu Mimpi

Sungguh lama
Ku pendamkan
Menjadi rasa naluri
Panah cinta ku tembusi
Sifat mu itu
Riwayat mu ku satukan
Di dalam hakikat cinta
Makrifat pun seabadi
Kau tak mengerti
Cintaku kepada mu
Kasih ku mimpikan
Dikau beribu makna
Beribu suka duka ku tempuhi
Hadirlah kasih bagai
Titian pelangi
Bukalah gerbang mahligai
Dihati ini
Mahligai seribu
Impian dan bayangan
Masihku sembunyikan rahsianya
Mahligai seribu
Ku impikan kenyataan
Pada mu ingin ku zahirkan kasih
Terangi ia
Bawakan cinta mu
Wangian syurgawi
Mahligai seribu
Hakikat ku menunggu
Hadirlah mu bersama kerelaan
Nescaya ada
Erti kebahagiaan
Tak terucap dengan kalimah syahdu
Carilah aku
Di awal mula

Di akhir tiada
Akhirnya

Sandiwara Cinta Semusim
Bila debunga cinta
Gugur layu terkulai
Sepi menyelubungi
Hatiku yang kini melara
Pudar bersama masa
Cinta semusim kita
Yang tak bisa
Bertaut kembali
Telah aku menduga
Tiada indah mewangi
Hanya bersanding dikau
Berpura cinta dan berbudi
Bukan membalas cinta
Yang lahir dari hati
Mu yang suci
Cinta yang abadi
Oh tak ku menduga mengapa
Bisa terjadi sebegini
Ku fikir selama-lamanya
Ini cinta kita hati ke hati
Dimana janjimu katamu
Akulah milikmu abadi
Oh tak mingkin ini hanyalah
Semata-mata sandiwara
Jika itu kehendakmu
Mungkin nanti
Satu waktu
Kau kan kesal
Hingga ke akhir hayatmu

Hakikat Sebuah Cinta
Aku adalah insan yang tak punya
Cuma rasa cinta membara
Lalu tercipta rinduku padanya
Kerana cinta bahagia
Pujangga menyatakan oh cinta berharga
Dari emas dan permata
Lalu ku bawa cinta di persada jiwa
Sinar menyuluh gelita
Sewaktu debar cintamu terasa melanda
Bangkit rinduku padamu di ketika itu
Lalu tersentak diriku sedari lamunan
Kini sebenarnya aku telah kau tinggalkan
Aku adalah insan yang tak punya
Kilauan emas permata
Lalu kucuba menaburi cinta
Bagimu tiada nilainya
Tiada harta dan cinta

Langkah demi langkah
Aku teruskan jua
Masa demi masa
Sampai akhirnya
Terima kasih
Atas penghinaan
Yang kau lemparkan
Tangga demi tangga
Kita daki bersama
Jatuh terluka
Bangun semula
Terima kasih
Atas kesakitan
Yang telah kau berikan
Kerana itu penghinaan
Juga cemuhan
Diganti dengan kepujian
Dan kemuliaan
Airmata menjadi permata
Kebencian menjadi cinta
Inilah hidup di dalam dunia
Bak sandiwara
Selamat tinggal kesengsaraan
Selamat tinggal penderitaan
Terima kasih atas pengalaman
Yang kau berikan
Kini terbukti
Cinta yang kualami
Bukannya mimpi
Lautan api boleh menjadi
Oh! taman salji...

Puteri
Di dalam kesunyian
Kurindukan dirimu
Rasa cintaku yang kian membara
Tapi tak kuasa tuk mengatakan
Kala fajar menjelang
Dan aku pun terjaga
Namun bayangmu terus mengikuti
Mungkinkah mimpimu menjadi nyata
Bersamamu menjalin asmara
Kesunyian ini terlalu indah
Tanpa dirimu ada di sana
Andai kau tahu dalam cintaku
Kepada dirimu
Puteri kaulah impianku
Kulihat cinta di matamu
Walau kau tak menyatakannya
Jiwaku menyentuh jiwamu
Puteri kaulah pujaanku
Nyatakan segala impian
Sambutlah tangan sambutlah
Kitakan bersama harungi bahtera
Dengan sayap khayalan
Ingin terbang ke sana
Membawa cinta sebesar dunia
Bukti cintaku hanya untuk dirimu
Untuk selamanya

Aduhai Seribu Kali Sayang
Berdosakah diriku
Terpaksa melepaskan
Cintamu yang serapuh
Dahan nan kering usang
Yang akhirnya kan patah
Terhempa gemeretap
Oh sungguh memilukan
Tak dapat ku bayangkan
Seribu kali sayang
Sangkaku kan ke mati
Cerita kasih kita
Rupanya seketika
Setelah merelakan
Setelah kau bisikkan
Segugus janji-janji
Tergamak kau mungkiri
Apakah sebenar yang terjadi
Hingga kau bersikap demikian
Sedangkan kau
Sesungguhnya percaya
Kasihku tak berbelah bagi
Aduhai
Tak sanggup ku kenangkan
Semua telah nyata
Cintamu gurauan
Datang dan hilang
Semahu hatimu
Itulah falsafah
Pegangan cintamu
Namun harus kau ingat
Hati yangmanakah
Selamanya kan sabar

Antara Sutra dan Bulan
Dan selembut bak sehalus sutra
Desiran angin terasa
Dan rembulan menatap riang
Ke wajah malam asyiknya
Di antara sutra dan bulan
Terlihat wajahmu kasih
Sedang merenungku
Dalam dilema rindu
(Pasrah cintaku)
Di antara lembut dan halus
Engkau bisikkan sesuati
Di antara engkau dan aku
Masih kau pendam rahsia
Mengapa antara kita
Engkau masih berahsia masih
Sedangkan aku
Engkau biarkan lesu
Ketuk bukalah pintu
Atau jendela waktu
Buka pintu kasihmu
Agar kasih bertemu
Restulah hulurkan tanganmu
Kasih aku merayu
Kasih usah membisu
Kasih aku menunggu
Tanpa ku rasa je
Antara Sutra Dan Bulan
Dan selembut bak sehalus sutra
Desiran angin terasa
Dan rembulan menatap riang
Ke wajah malam asyiknya

Di antara sutra dan bulan
Terlihat wajahmu kasih
Sedang merenungku
Dalam dilema rindu
(Pasrah cintaku)

Di antara lembut dan halus
Engkau bisikkan sesuatu
Di antara engkau dan aku
Masih kau pendam rahsia

Mengapa antara kita
Engkau masih berahsia masih
Sedangkan aku
Engkau biarkan lesu

Ketuk bukalah pintu
Atau jendela waktu
Buka pintu kasihmu
Agar kasih bertemu
Restulah hulurkan tanganmu

Kasih aku merayu
Kasih usah membisu
Kasih aku menunggu
Tanpa ku rasa jemu

Elusan Cinta
Di samudera bergelora kasih sejuta lara
Di hempas bahtera derita
Ketulusan cinta lalu kering kontang dilanda kemarau
Sukarnya meniti titian cinta
Kehausan...

@
Kau hadir bagai gerimis
Mereda kebutuhan silam
Tak terdaya ku menahan
Sinar cintamu yang suci

Ketulusan cintamu yang kau curahkan
Membawa impian yang nyata salju terasa
Cinta yang pudar kini bercahaya di ufuk rindu

Elusan cinta penawar luka
Umpama mesti kabur dihembus pancasona
Terjalin kini jaluran kasih
Bertahta di dalam jiwa
Tak bisa di ceraikan
Ha...ha...ha...

Blues Trenggano
Kalu tuang gi pata timor
Jangan lupa maghi sokmo
Negeri terengganumemang sohor
Tempat molek, tanah subor
Tempak Molek, tanah suhor
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )

Hoi guang gamoik tu
Yak kelih wak tangi

Pulau kapas, Pulau Redang
Kita lalu ikut Marang
Jangan lupa kuala berang
Sekayu comel, zaman berzaman
Sekayu comel, zaman berzaman
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )

Hoy hoy hoy
bangun ke laut eeh...
takat ikang di Kuala Kemamang
Petang-petang wat kerpok gete
Ramai orang, atah gere

Main dam dua tiga papang
Dok sedor sampai ke malang
Kedai payang jual budu belacang
Batek tembaga dan macang-macang

Kalu nok tra nasi dagang
Kita pakat gi kampong ladang
Buat bekal gi merang
Di setiu pata peranginan
Singgah sebetor ke rantau abang
Kita tengok penyu telor
Kita tengok penyu telor

Selamt datang wei...
Tempat kami ramai-ramai
Selamat datang
Negeri kami

Kita singgoh kat primula
Batu burok tepi pata
Laut biru di tanjong jara
Tempat rilek orang dok kacai
Tempat rilek anok-anok dara
comel-comel belaka...
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )


Bunga Emas

Apa ertinya bunga emas yg ku beri dulu
Dikembalikan semula
Dikau pun berpaling terus pergi
Rasa dihina membuat aku merasa
Kasihku tiada berharga

Apa maknanya bunga emas yang engkau miliki
Bila engkau menyinding pergi
Rupanya aku dibenci
Tergamaknya kau biarkan bunga cinta
Pudar warnanya

Chorus:
Rupa-rupanya
Hadirmu cuma bersandiwara
Tak lena tidurku
Saling mengenangkan wajahmu sayangku

Aku di sini
Mencari-cari warna pelangi
Hanya yang kutemui
Malam yang sunyi tidakberseri
Merana lara
Masihkah ada haruman rindu
Nirmala emas dulu kau puja
Pabila sepi datang melanda
Ku merindu
Percintaan....bagai dulu


Dunia
bagai irama dan lagu
kiranya berlalu terpisah begitu
ohh punahlah impianku
akan hilang dihembus sang bayu

begitu lumrahnya manusia
ucapkan kata setia tapi sampai bila
masa kita berbeza
hidup kita hanya sementara

seteguh mana sekalipun
kiranya bukan lahir dijiwa
pasti akan runtuh lah jua
punah bersama arus masa

dunia oh dunia milik kita sama
jangan diduga
dunia oh dunia milik kita bersama
janji di kota

kemana hilangnya kata kata mesra
harilah harimu menyinar
kaca bukannya permata
kasih bukan utk disenda
jgn mudah engkau terlupa
hari kita kian tiba

bagai irama dan lagu
kiranya berlalu terpisah begitu
punahlah impianku
akan hilang dihembus sang bayu

jgn engkau permainkan
kesetiaanku tiada bandingan
kukota kan sejuta harapan
akan bahagia hidup kita selamanya

Cinta dan Khalimah
Kasih sayang tak terpadam
Rindupun tak terbilang
Bak malam dan siang hanya engkau ku rindu..

Bukan kerna kata kata
Cinta yg subur di minda
Sucinya cintamu di cermin hati...

Salji yg putih
Hitam mendidih andai ku lupa padamu..

Langit yg pijar
Kembali ceria
Bila ku kecup keningmu..

Dengan ratapan ku telan bisa
Pahit manis madah pujangga
Menguntum rindu
Seiras wajahmu
Harum cinta dan khalimah..

Terbuka pintu saujana kemaafan kau tersenyum mengirai mimpi..

Salju terasa
Bersamamu kekasih
Menyulamkan keindahan cinta dan khalimah..


Mimpi Yang Hilang

Dia yg mana
yang datang merebut seri
bunga cintamu
dia yg mana
yang mampu mengalihkan
rasa setiamu
tidak kuduga semua terjadi
kau telah ingkar janji

lidah siapa
yang manis bermadu dulu
mengukir janji
sumpah siapa yg telah terucap dulu
sehidup semati
lenyaplah sudah janji-janji itu
hilang terbawa di angin lalu

kini engkau telah pergi
aku sendiri berteman sunyi
semoga derita ini
takkan terjadi kedua kali
asal kuterbang jauh melayang
mimpi yang indah
kini telah hilang...

hati siapa yg rela jatuh terkulai
kerana cinta
hati yang luka oh pedih di dalam dada
tiada ubatnya
pasti nanti kau kan mengalami
jangan tangisi cinta yg pergi

Hanya Satu Persinggahan

Di sini kasih pernah berbunga
Tiada harum tiada warna
Disini cinta pernah membara
Tanpa bahang dan tanpa apinya
Begini yang ku rasa
Hidup kita berdua
Disini langin mendung selalu
Tiada cahaya menyinari ku
Disini aku tiada terdaya
Mengikut kata tanpa bicara
Kerana engkau tahu
Aku tidak sepadan dengan mu
Hubungan kita suatu persinggahan
Bukan pengabdian yang rela
Pemergianku oh kerana terpaksa
Demi hidup yang lebih sempurna
Anggaplah kehadiran ku
Hanya satu persinggahan
Aku tidak menjanjikan
Mahligai impian
Sebagaimana kau harapkan
Biarlah jauh dari pandangan
Daripada dekat penuh siksa
Biar berduka biar melara
Dari sengketa sepanjang masa
Janganlah engkau harap
Ku menghambakan diri
Nanti kau tahu arti nya sepi
Bagaikan pisau menhiris hati
Nanti kau tahu arti nya rindu bagai tersusuk duri sembilu
Batin akan tersiksa
Jasad pasti menanah
Oleh nya

Bukan Aku Tak Cinta

Saat kita berpisah
Kau pegang erat tanganku
Sepertinya tak merelakan
Kepergianku untuk meninggalkanmu

Dermaga saksi bisu
Waktu ku kucup keningmu
Perlahan kau lepaskan pegangan tanganku
Aku lihat kau menangis...

Lambaian tanganmu
Masih ku ingat selalu
Itu yang terakhir
Ku melihat dirimu

Sudah sering kau kirim surat
Namun tak pernah aku jawab
Lalu kau kirimkan undangan
Agar kau tak berharap

Bukannya aku tak tega
Bukan pula aku tak cinta
Kerana orang tua
Yang tak merestui cinta kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar