Sang Thothon

Kamis, 03 Oktober 2013

Monumen Pendidikan Divisi X Banteng Bukittinggi


Monumen Pendidikan Divisi Banteng.Gambar: Milik Sendiri 
Monumen Pendidikan Divisi Banteng.

Tepat di sebelah kanan Lapangan Kantin Bukittinggi kalau dipandang dari arah depan Kantor Balaikota Lama, terdapat sebuah tugu atau monumen. “Monumen Pendidikan Opsir Divisi X Banteng Sumatera Tengah” judulnya. Monumen ini berbentuk persegi dengan patung seorang opsir yang sedangmengarahkan pedang di tangan kanannya ke arah jalan. Sepertinya patung seorang komandan yang sedang memberikan pengarahan kepada segenap anak buahnya.
Keadaan monumen ini tidak begitu terawat, sungguh sangat sayang sekali. Kamipun baru mengetahui perihal keberadaan monumen “Divisi Banteng” ini. memang terlihat dengan jelas dari arah jalan, namun kami tak pernah tahu kalau monumen ini ditujukan untuk para prajurit Dewan Banteng.
Pada sisi kiri dan kanan dari monumen ini terdapat nama-nama para opsir. Sisi sebelah kanan merupakan nama-nama dari opsir dari angkatan pertama yang berjumlah 84 orang. Sedangkan pada sisi sebelah kiri terdapat nama-nama dari opsir angkatan kedua yang berjumlah 60 orang. Pada sisi sebelah belakang terdapat tulisan “Aku Mencintaimu Tanah Airku, Teruskan Perjuangan Kami” di atas peta Indonesia.
Tampak BelakangGambar: Milik Sendiri 
Tampak Belakang

Sungguh tak disangka, selama ini kami baru tahu. Bahkan guru-gurupun tak pernah menyebut mengenai monumen ini. Jangankan para guru, para dosen sejarah tempat kami dahulu menuntu ilmu tak pernah menyebut perihal keberadaan momumen ini. Sungguh sangat kasihan sekali.
Namun tatkala kami fikir-fikirkan lagi, wajar rasanya. Kenapa? Sebab Divisi X Banteng selain dikenal sebagai pahlawan yang berhasil mempertahankan kemerdekaan dimasa revolusi kemerdekaan dahulu. Dimana tidak satupun negara boneka masa Republik Indonesia Serikat berhasil dibentuk di Sumatera Barat. Itu semua berkat kegigihan dalam perjuangan oleh masyarakat Minangkabau dengan Divisi Banteng mereka.
Namun bagi sebagian orang, Divisi Banteng merupakan nama yang sangat memuakkan. Terutama oleh kaum nasionalis dan komunis serta soekarnois. Kenapa?
Karena pada tahun 1958 Divisi ini dengan pimpinannya yang bernama Kolonel Ahmad Hussein seorang putera Nagari Kuranji di Kota Padang, mengambil alih pemerintahan sipil di Sumatera Tengah. Ketika itu yang menjadi gubernur di Sumatera Tengah ialah Roeslan Moeljohardjo yang berkedudukan di kota ini, Bukittinggi.
Samping KananGambar: Milik Sendiri
Samping Kanan

Tampak KiriGambar: Milik Sendiri

Tampak Kiri

Pemberontakan PRRI yang sangat terkenal, dibenci dan dimaki oleh Jakarta yang terjadi pada tahun 1958-1961 dikobarkan oleh para prajurit dan bekas prajurit dari divisi ini. Para nasionalis memaki, komunis membenci, dan rakyat Indonesia dipengaruhi hingga kini.
Namun bagi kami orang Minangkabau yang tahu dan menguasai sejarah negeri kami. Tidak demikian tuan. Bagi kami kalaulah benar apa yang terjadi masa itu (1958-1961) patut disebut dengan pemberontakan, maka kami hanya memberontak kepada pengaruh komunis yang sangat merajalela di Jakarta. Kami tidak memberontak kepada republik ini, KAMILAH YANG MEMBENTUK & MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INI, lalu kenapa kami pula yang berkeinginan untuk menghancurkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar